Zaman dahulu, tepatnya ketika saya kecil, istilah ewuh hanya dipakai untuk acara besar berupa hajatan pernikahan atau syukuran khitanan saja. Namun seiring berkembangnya waktu, banyak acara baik kecil maupun besar di masyarakat kesannya adalah "ewuh". Tak hanya pernikahan atau hajatan khitanan saja yang "diewuhkan", tetapi hajat-hajat kecil seperti pindahan rumah, ulang tahun, sepasaran bayen, bahkan mau mengadakan acara tahlilan pun nampak seperti ewuh. Contohnya, seperti pada acara tahlilan rutin mingguan yang ada di rumah ibu saya beberapa waktu lalu. Warga berbondong-bondong datang membantu mempersiapkan segala sesuatu layaknya akan hajatan besar. Ternyata saya lihat para tetangga & keluarga yg datang juga "ngamplop".
Tradisi ini terjadi di daerah dinana saya tinggal, Desa Trikarya Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan. Walau penduduk asli Musi Rawas adalah suku Musi, namun hampir seluruh daerahnya sudah terkontaminasi budaya dan adat jawa, karena banyak suku jawa perantauan yang menetap dan menjadi penduduk resmi daerah ini sejak puluhan tahun yang lalu.
Nambah pengetahuan khazanah budaya. Bhinneka Tunggal Ika!!
BalasHapusEwuh prekewuh yo njalok tulong tanggane to pak.blog ke siiip buuuanggeet....
BalasHapus